Selasa, 20 Maret 2018

ALASAN KE-10 : Syafaat Terbatas

Syafaat artinya pertolongan.
Sering terdengar harapan sekaligus doa seorang mengatakan "sholawat soho salam mugi katetepno kagem Rosulullohi Saw ingkang tansah kito antu-antu syafa'atipun wonten ing yaumil akhir samangke".
Dalam Bhs Indonesia "Sholawat serta salam semoga ditetapkan untuk Rosulullohi Saw yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari akhirat kelak".

Syafaat, sangat dibutuhkan oleh manusia pada saat terjadinya kiyamat. Surah Al-qori'ah ayat 4 & 5 "pada harinya manusia sebagaimana belalang yang berterbangan, dan gunung-gunung sebagaimana bulu halus yang ditiup". Saat kita menyaksikan terjadi bencana angin kencang hingga genteng dan atap rumah porak poranda, itu saja perasaan kita sudah sangat takut, mencekam.
Nah pada hari kiyamat gunung-gunung saja tercabut dari bumi, saking dahsyatnya goncangan hari itu. Lalu bagaimana keadaan manusia yang masih hidup dan menyaksikan fenomana tersebut.
Itu prosesi kehancuran bumi langit dan seisinya. Alloh Swt akan mengganti dengan pertunjukan yang tidak kalah seru.

Syafaat Untuk Siapa 

Dalam keadaan demikian tentulah manusia sangat perlu syafaat. Tentunya kita berharap semua mendapat syafaat sebagaimana doa di atas. Di saat mengalami kondisi yang sangat berat matahari diturunkan sangat dengat dengan manusia, sangat panas sampai ada yang berenang di keringatnya sendiri hingga setinggi telinga. Allohuakbar.
Saat demikian benar-benar Alloh Swt menunjukkan kekuasaanNya, tiada tempat selamat kecuali atas idzinNya.

Sayangnya syafaat tidak Alloh Swt berikan kepada setiap orang.


QS.Maryam (19):87. Mereka tidak berhak mendapat syafa'at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah.

Kecuali orang yang telah mengadakan ikatan perjanjian dengan Alloh Swt. Berarti ada persyaratan khusus. Tidak semua umat manusia.
Lalu bagaimana sih perihal perjanjian dengan Alloh itu. Jika memang itu disyaratkan kenapa kita tidak berbondong-bondong mendaftarkan diri ikut mengisi berkas perjanjian ? Seandainya memang ada berkas2 administrasi dokumen SP (Surat Perjanjian) yang ditentukan dalam Kitab Qur'an.

Bicara hal ihwal perjanjian itu seperti apa, ternyata Alloh Swt menjelaskan pada ayat 113 Surah Toha : "Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari perjanjian (ancaman), agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka."

Alloh Swt maha sayang kepada hambanya sehingga menjelas-jelaskan (aduh bahasa yang enak kayak apa ya). Jangan sampai manusia mengalami nasib celaka bin sengsara di hari akhirat. Karena tidak sungguh-sungguh belajar mengindahkan firmanNya.

QS.AlFath (47):10. Bahwasanya orang-orang yang berbaiat (janji setia) kepada kamu sesungguhnya mereka berbaiat kepada Alloh. Tangan Alloh di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Alloh maka Alloh akan memberinya pahala yang besar.

Lalu bagaimana praktek pelaksanaan mengadakan perjanjian kepada Alloh tersebut ?
Rupanya kita dituntut untuk terus belajar mengkaji Quran sebagai kalamulloh dan mengkaji Sunah (tuntunan Rosululloho Saw) dalam hadits.
Agar di sisa umur kita ini dapat menemukan jalan dan cara menguatkan ikatan (aqidah) kepada Alloh Swt.
Memohon petunjuk dan hidayah semoga secara dalil kita tergolong hamba yang mendapat syafaat sesuai syarat yang telah ditentukan.
Aamin.